Senin, 23 Desember 2013 10:20 WIB
KASI Promosi Kesehatan Dinkes Aceh, Saifullah Abdulgani yang duduk dalam kepanitiaan Rakor Pesantren Mitra dengan Pimpinan Dayah Se-Aceh menjelaskan soal aliran dana yang disebut-sebut dipotong dari uang saku peserta rakor.
Saifullah kepada Serambi menjelaskan, pagu anggaran untuk kegiatan rakor pesantren Rp 458.480.000 tapi yang terpakai Rp 247.332.500, masing-masing untuk biaya penyelenggaraan Rp 15.272.500 dan untuk biaya perjalanan 168 peserta (154 orang dari kabupaten/kota dan sisanya dari Banda Aceh) sebesar Rp 232.060.000. Sisa pagu sebesar Rp 211.147.500 telah disetorkan kembali ke kas daerah.
Mengenai laporan pemotongan uang saku peserta, Saifullah menjelaskan, di dalam biaya perjalanan peserta dari luar kota (154 orang) terdapat uang harian/lumsum yang terdiri atas komponen transpor lokal Rp 130.000/orang/hari, uang makan Rp 150.000/orang/hari dan uang saku Rp 150.000/orang/hari, sehingga totalnya Rp 1.290.000/orang selama tiga hari.
Namun, kata Saifullah, panitia harus melunasi biaya makan dan penginapan. Makanya, diambil dari komponen uang makan peserta dari luar kota yang menginap Rp 150.000 x 3 hari = Rp 450.000 dan dari transpor lokal Rp 100.000 maka totalnya Rp 550.000/orang. “Dengan demikian jumlah uang yang tertera di kuitansi dengan yang diterima peserta menjadi tidak sama, tetapi hal itu sudah dijelaskan kepada peserta sebelum uang dibagikan,” kata Saifullah.
Ditanya penggunaan dana yang disisihkan Rp 550.000/peserta tersebut, Saifullah mengatakan, dana yang disisihkan Rp 550.000 x 154 peserta dari luar kota sebesar Rp 84.700.000 digunakan untuk membayar Asrama Haji sebagai biaya konsumsi dan akomodasi sebesar Rp 61.560.000 dan sisanya Rp 23.200.000 untuk membuat album foto kegiatan yang akan dikirim bersamaan dengan sertifikat kepada peserta. “Jadi tidak ada yang tersisa untuk panitia, semuanya untuk peserta sendiri,” demikian Saifullah.(bur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar