Kamis, 02 Januari 2014

Ini Kesaksian Peserta Rakor

Serambi Indonesia

Senin, 23 Desember 2013 10:17 WIB

PESERTA Rakor Pesantren Mitra dengan Pimpinan Dayah Se-Aceh yang dilaksanakan Dinkes Aceh di Banda Aceh beberapa waktu lalu berkeyakinan adanya pemotongan uang saku peserta dan manipulasi jumlah hari pelaksanaan. Pengakuan itu didasari hasil penelusuran Serambi ke sejumlah pimpinan dayah di Aceh yang menjadi peserta rakor.
Tgk Abu Yazid, pimpinan sebuah pesantren di Blangpidie, Kabupaten Abdya mengatakan, berdasarkan undangan, rakor dilaksanakan tiga hari, tapi kenyataannya hanya satu hari, dibuka Kamis (5/12) malam, dan berakhir Jumat (6/12) sore.
Pada Jumat pagi hingga siang, kata Tgk Abu Yazid, diisi enam pemateri, termasuk Kadis Kesehatan Aceh, dr Taqwallah MKes. Sorenya diisi dengan penjelasan alakadar tentang pesentren mitra dinas kesehatan berlanjut penandatanganan MoU. Mejelang magrib, panitia menyelesaikan masalah administrasi, seperti pembagian uang saku dan meneken daftar hadir sebanyak tiga lembar. Penandatanganan daftar hadir dan tanda terima uang saku, menurut  Abu Yazid sangat tergesa-tergesa sehingga peserta kurang jelas melihat berapa uang saku yang tertera dalam tanda terima. Apa lagi, panitia hanya menyediakan dua meja, padahal jumlah peserta ratusan orang.
“Saya sempat melihat sekilas jumlah uang saku yang tertera dalam tanda terima, kalau tidak salah Rp 1.600.000. Namun ketika amplop berisi uang saku saya buka, jumlahnya Rp 990.000,” kata Abu Yazid.
Menurut Abu Yazid, mereka (pimpinan dayah) sebenarnya tidak mempersoalkan uang saku tersebut. Tidak diberikan juga tidak apa-apa. “Kami sebenarnya tersinggung dengan pernyataan Kadis Kesehatan Aceh ketika berbicara dalam rakor tersebut sangat arogan dan terkesan melecehkan ulama. Sebenarnya kami ingin menanggapi apa yang disampaikan tetapi dalam sesi materi beliau tidak dibuka tanya jawab,” ungkap Abu Yazid.
Selain Abu Yazid, Serambi juga menghubungi Tgk A Munir, pengurus pesantren di Manggeng, Abdya, yang juga peserta rakor. Tgk A Munir mengaku tidak tahu perihal pemotongan uang saku namun mengatakan bahwa ia menerima uang yang sudah dimasukkan dalam amplop sebesar Rp 960.000.
Pengakuan juga diterima Serambi dari tiga peserta rakor dari tiga pesantren di Aceh Timur. Ketiga peserta tersebut mengaku hanya menerima uang saku masing-masing Rp 930.000 per orang, padahal mereka semua mengaku menandatangani tanda terima sebesar Rp 1.430.000.
Tgk Zein dari salah satu pesantren di Aceh Timur, kepada Serambi, Minggu (22/12) mengatakan tidak tahu berapa dan bagaimana proses pemotongan terjadi. “Saya tidak tahu berapa pemotongan, tapi teman-teman mengatakan ada pengumuman pemotongan untuk akomodasi. Saya juga tidak lihat berapa jumlah uang pada kuitansi yang saya teken,” kata Tgk Zein.
Peserta lainnya, Tgk Abdullah Rasyid Kruet Lintang, Pereulak, mengatakan ia mengetahui adanya pemotongan dari peserta lain. “Saya juga tidak tahu berapa semua, saya juga tidak lihat saat saya teken,” katanya. Tgk Abdullah Rasyid mengaku menerima uang Rp 930.000.
Tgk Ibrahim Leugeu juga mengaku menerima uang saku Rp 930.000 tapi jumlah yang ditandatanganinya Rp 1.430.000. “Memang ada disebutkan di situ ada pemotongan untuk administrasi dan biaya tempat,” papar Tgk Ibrahim.
Tgk Ibrahim mengatakan, jumlah yang diterima peserta berbeda sesuai dengan daerah. “Kalau di Banda Aceh mungkin lebih sedikit, tapi kami dari Aceh Timur sama semua,” katanya.
Dari Aceh Utara, Tgk Sirajuddin yang juga peserta rakor mengaku dirinya tidak melihat berapa jumlah uang pada kuitansi yang ditandatanganinya. Tapi setiba di rumah ia membuka amplop dan jumlah uangnya Rp 920.000.
Sebelumnya, kata Tgk Sirajuddin, saat hendak pulang usai kegiatan, ada peserta yang membuka amplop dan menyebutkan jumlahnya tidak sesuai dengan yang diteken.
“Ada peserta lain yang menyebutkan kepada saya, pemotongan dana itu telah disampaikan panitia sebelumnya pada saat rakor. Tapi selama saya dalam kegiatan itu, tidak ada panitia yang menyampaikan atau mungkin hal itu disampaikan saat saya sedang di luar ruangan,” kata Tgk Sirajuddin.(nun/yuh/jf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar