Kamis, 02 Januari 2014

Razali Adami: Tak Ada Mark Up

Serambi Indonesia

Kamis, 2 Januari 2014 09:27 WIB

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Kadistan) Aceh, Ir Razali Adami menegaskan, proses pengadaan 98 unit traktor yang dilakukan dinasnya pada tahun 2013 lalu, sudah memenuhi ketentuan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, maupun ketentuan dari Balai Besar Pengujian Alat Mesin Pertanian Kementerian Pertanian yang mengatur tentang pengadaan alat mekanisasi pertanian.
Ia jelaskan, dari delapan jenis dan merek traktor yang ada di Indonesia, hanya enam yang lolos uji dari Balai Besar Pengujian Alat Mesin Pertanian Kementerian Pertanian. Yaitu Yanmar, Kubota, Iseki, MS, Ford, dan John Deere.
Dalam pelaksanaan pengadaan 98 unit traktor melalui sumber dana APBA 2013 dengan pagu anggaran Rp 39,2 miliar itu, spek yang dimasukkan Distan Aceh ke dalam persyaratan, mengacu kepada enam merek dan jenis traktor yang tadi disebutkan.
Artinya, kata Razali Adami, pihaknya membuka diri sebesar-besarnya dan memberikan kesempatan yang sama kepada produsen, distributor traktor tersebut melalui rekanannya untuk bersaing secara bebas dan sehat, guna memenangkan pengadaan 98 unit traktor yang diadakan dinasnya tahun lalu.
Hasil evaluasi panitia lelang, kata Razali, yang menang adalah rekanan yang menawarkan traktor merek Iseki, produk impor built up  dari Jepang. “Karena yang menang rekanan yang menawarkan produk Iseki, maka kita duga rekanan yang kalah menawarkan traktor di luar Iseki membuat laporan dan menyatakan dalam pelaksanaan lelang pengadaan 98 traktor, diduga ada KKN dan mark up atau penggelembungan harga satuan, serta tudingan lainnya,” ujar Razali.
Ia katakan, tudingan dan laporan yang disampaikan rekanan yang kalah, sangat tidak benar. Traktor merek Iseki, traktor standar, sama seperti traktor merek Kubota, Yanmar, dan lainnya yang telah lulus uji tes kelaikan untuk bisa digunakan sebagai alat mesin pertanian dari Balai Besar Pengujian Alat Mesin Pertanian Kementerian Pertanian.  
“Pihak Kementerian Pertanian pada tahun ini memprogramkan pengadaan 100 unit traktor jenis yang sama seperti yang kita adakan tahun lalu. Pemenangnya adalah rekanan yang menawarkan traktor merek Iseki,” ujarnya seraya menyebutkan bahwa Aceh mendapat jatah enam unit.
Harga traktor Iseki, aku Razali Adami, memang lebih rendah dari merek lainnya, sedangkan kualitasnya sama dengan merek traktor standar nasional lainnya. Atas dasar itu rekanan bisa menawar lebih rendah dan bagi pemerintah memilih harga yang lebih rendah yapi dengan kualitas yang standar, itu bisa menghemat anggaran.
Contohnya, dalam pengadaan 98 unit traktor yang bersumber dari APBA 2013, pagu anggarannya Rp 39,2 miliar, rekanan yang menang yang menawar Rp 33,9 miliar, artinya terjadi penghematan Rp 5,3 miliar.
“Lalu dimana mark up atau penggelembungan harganya? Dan, jika rekanannya dalam mengadakan bisa mendapat potongan harga dari distributor/importir atau pabrikannya, karena membeli dalam jumlah yang lebih banyak, itu merupakan hak dan keutungannya. Kita tidak bisa mencampurinya lagi. Yang perlu kita periksa nanti adalah ketika barangnya sampai dan hendak diterima, traktor yang diberikan haruslah sesuai dengan spek yang terdapat dalam kontrak kerja.”
Hasil pemeriksaan panitia penerima barang, traktor yang diberikan sudah sesuai speknya dan uang untuk pembayaran traktornya juga sudah dibayar lunas. “Traktor itu, telah kita simpan di tiga lokasi Gudang Unit Pengelolaan Jasa Alat Pertanian (UPJAP) di tiga daerah, yaitu Indrapuri, Aceh Besar, untuk wilayah timur-utara Aceh; Pulo Ie, di Nagan Raya untuk wilayah pantai barat-selatan Aceh; dan Kutacane, Aceh Tenggara, untuk wilayah tengah.
Traktor itu, kata Razali Adami, sejak 1 April 2014 akan dikelola secara profesional melalui UPJAP dengan manajemen BLUD (Badan Layanan Usaha Daerah), seperti halnya pengelolaan Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Ibu dan Anak, atau Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin Banda Aceh. (her)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar